2.3.a.10. Aksi Nyata – Coaching
Ester Zega, S.Pd, MM
SMP Negeri 12 Bandar Lampung
CGP Angkatan 2
Coaching adalah suatu proses membuka potensi diri untuk memaksimalkan
kemampuan. Melakukan coahing merupakan hal penting dalam menggali
setiap nilai yang tidak terlihat dipermukaan dalam diri murid, kegiatan ini
melibatkan seorang coach dan coachee yang saling komunikasi. Seorang coach
menuntun dan mengarahkan coach dalam menemukan solusi setiap permasalahan atau
kendala yang dihadapi, dalam kegiatan Coaching saya menggunakan model TIRTa yaitu proses coaching yang
menerapkan langkah-langkah sebagai berikut, (T) tujuan, (I) identifikasi
masalah, (R) rencana aks, (Ta) tanggungjawab. Saya melaksanakan kegiatan coaching disekolah yang
sebelumnya saya komunikasikan dengan pimpinan sekolah dan waka, saya mempunyai
satu komitmen untuk menerapkan hal ini pada murid dan berbagi informasi dengan sesame
teman sejawat.
Pembelajaran yang dilakukan secara daring selama pandemi covid-19
menyebabkan munculnya permasalahan tersendiri baik dari guru sebagai pendidik
maupun dari murid. Dengan beragam permasalahan yang muncul, tentunya setiap pendidik dan terlebih kepala sekolah berusaha
semampunya
meningkatkan potensi dan
menumbuhkan motivasi murid untuk belajar salah satunya dengan kegiatan melakukan
coaching dengan warga sekolah agar permasalahan segera teratasi dan
pembelajaran dapat berjalan secara optimal.
Saya melakukan coaching dengan waka kurikulum, teman
sejawat dan seorang murid, hal ini merupakan suatu kegiatan yang sangat begitu
baik dan berjalan dengan lancar , saya sebagai coach menemukan sebuah tujuan
dari pertemuan dengan coachee, kemudian mengidentifikasi permasalahan yang
dihadapi dan terus menggali hal-hal positif dalam diri coachee sampai menemukan
rencana untuk sebuah aksi dalam menyelesaikan masalahnya sendirinya dengan bertanggung untuk melaksanakan sesuai
dengan komitmentnya.
Dalam kegiatan coaching ini ada hal yang begitu menarik bagi saya secara pribadi yaitu merasa Bahagia Ketika menemukan coachee dapat menemukan solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapi, seorang murid yang menjadi coachee begitu senang dan lega setelah selesai coaching, kendala dalam belajar tidak lagi membuatnya terhalang untuk terus menjadi dirinya yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kerja keras dan komitmen dari seorang guru untuk memberikan yang terbaik bagi murid-muridnya. Salah satu caranya yaitu dengan terus meningkatkan kompetensi. Guru dituntut untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan belajar tiap murid yang berbeda-beda dengan memberikan pembelajaran berdiferensiasi. Guru harus bisa mengenali emosi dan membangun hubungan sosial-emosional dengan murid, dan juga guru harus bisa menjadi seorang coach bagi murid-muridnya dalam rangka mengembangkan segala potensi yang ada pada murid. Guru yang berperan sebagai coach menunjukkan sebuah pembelajaran yang berpihak pada murid. Untuk itu marilah kita belajar dan terus belajar demi kemajuan dan perkembangan murid-murid kita .
Penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar