Minggu, 17 Oktober 2021

Peristiwa (Fact)

Latar Belakang tentang situasi yang dihadapi

                 Dalam suatu keadaan dikelas dengan berbagai latar belakang murid yang heterogen. Saya sebagai wali kelas melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai mana yang menjadi tupoksi saya,dalam kelas itu ada satu murid yang sering tidak mengumpulkan tugas baik melalui daring (classroom) maupun luring ( mengambil tugas  disekolah ) tanpa ada pemberitahuan demikian juga ketika ada zoom meeting atau gmeet tidak pernah hadir. Toleransi ketidak hadiran dan keaktifan dalam mengerjakan tugas-tugas adalah hampir semua mata pelajaran, dalam kondisi ini tentu sudah melanggar aturan dan displin sekolah yang nantinya akan berpengaruh pada kenaikan kelas sehingga hal ini membuat dilema bagi saya untuk nantinya pada saat rapat dewan guru untuk penentuan kenaikan kelas. Proses coaching diperlukan dalam mengatasi masalah ini dengan harapan dapat mengetahui alasan dan tujuan mengapa ini terjadi, mengidentifikasi semua sumber informasi yang masuk,menggali tentang diri murid yang menjadi kekuatan dirinya untuk menemukan solusi atas permasalahannya. Pada saat saya memutuskan untuk melakukan coaching dengan murid tersebut saya koordinasi dengan pimpinan sekolah dan guru BK kemudian saya memutuskan melakukan coaching dengan melakukan home visit kerumah murid tersebut.

 Adapun langkah-langkah pengambilan keputusan diuraikan sebagai berikut :

1.     Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini

2.     Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3.     Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

4.     Pengujian benar atau salah

5.     Pengujian paradigma benar lawan benar

6.     Melakukan prinsip resolusi

7.     Investigasi opsi trilemma

8.     Buat keputusan

9.     Lihat lagi keputusan dan refleksikan


Perasaan (Feeling)

Setelah melakukan aksi nyata modul 3.1. Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran awalnya merasa akan mengalami kesulitan. Terutama dalam memutuskan untuk melakukan coaching . Namun, berkat kolaborasi aksi nyata pun bisa terlaksana dengan baik. Saat pelaksanaan perasaan lebih lega dan tenang. Hal ini karena sesuai rencana yaitu melakukan coaching dan mendapatkan informasi murid secara langsung . Demikian halnya setelah aksi nyata selesai dengan senang memberitahu kepada rekan guru yang mengajar dikelas yang saya walikan tentang informasi yang saya dapat terkait murid tersebut sehingga ketika rapat saya merasa lega. Perasaan bahagia sekaligus tertantang menjaga dan meningkatkan pemahaman diri, sejawat, murid , orang tua terkait pengambilan keputusan.

Pembelajaran (Finding)

Banyak pembelajaran baru dalam perubahan yang telah dilakukan. Pengambilam keputusan tentunya merupakan hal yang sulit ketika pemahaman kita berfokus pada kelemahan. Pembelajaran tersebut terkait dengan diri sendiri maupun orang lain. Salah satu pembelajaran baik bagi diri sendiri, yaitu bahwa awal baik bagi sebuah perubahan adalah kolaborasi. Dari kolaborasi ada pembelajaran tentang menyamakan persepsi dalam menyusun langkah perubahan. Pembelajaran baik lainnya, yaitu terkait kendala dari rencana yang telah disusun. Kendala ada membuat rencana berubah. Oleh karena itu, penting adanya menyiapkan strategi alternatif dalam implementasi aksi nyata dalam pengambilan keputusan. Pembelajaran dari orang lain terutama terkait dengan pentingnya dukungan dari pimpinan sekolah .

 

Perubahan (Future)

Perubahan nyata dalam diri, yaitu adanya tekad menguatkan kolaborasi sebagai bentuk dukungan dari dan terhadap sejawat. Proses pengambilan keputusan yang telah saya lakukan di sekolah mungkin belumlah sempurna. Kedepannya bila menemui kasus dilema etika lagi, saya beserta pihak sekolah akan terus menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dengan lebih baik lagi sehingga kami mampu untuk menganalisa setiap kasus dilema etika yang terjadi di sekolah untuk menghasilkan keputusan yang lebih bijak serta berpihak kepada murid. Hal ini penting kaitannya dengan implementasi aksi perubahan ke depannya. Selain itu, rasa optimis yang meningkat terutama terkait kompetensi diri dalam pengambilan keputusan. Hal ini akan berpengaruh nyata terhadap keputusan yang diambil ke depannya terkait peran sebagai pemimpin pembelajaran. Perubahan lainnya, yaitu semakin meningkatnya komitmen diri untuk melakukan perubahan ke arah kebaikan di sekolah.




                                                Salam Guru Penggerak

                                                                         Penulis

 

Jumat, 15 Oktober 2021

2.3.a.10. Aksi Nyata – Coaching
Ester Zega, S.Pd, MM
SMP Negeri 12 Bandar Lampung
CGP Angkatan 2
 

Coaching adalah suatu proses membuka potensi diri untuk memaksimalkan kemampuan. Melakukan coahing merupakan hal penting dalam menggali setiap nilai yang tidak terlihat dipermukaan dalam diri murid, kegiatan ini melibatkan seorang coach dan coachee yang saling komunikasi. Seorang coach menuntun dan mengarahkan coach dalam menemukan solusi setiap permasalahan atau kendala yang dihadapi, dalam kegiatan Coaching saya menggunakan model TIRTa yaitu proses coaching yang menerapkan langkah-langkah sebagai berikut, (T) tujuan, (I) identifikasi masalah, (R) rencana aks, (Ta) tanggungjawab. Saya melaksanakan kegiatan coaching disekolah yang sebelumnya saya komunikasikan dengan pimpinan sekolah dan waka, saya mempunyai satu komitmen untuk menerapkan hal ini pada murid dan berbagi informasi dengan sesame teman sejawat.

Pembelajaran yang dilakukan secara daring selama pandemi covid-19 menyebabkan munculnya permasalahan tersendiri baik dari guru sebagai pendidik maupun dari murid. Dengan beragam permasalahan yang muncul, tentunya setiap pendidik dan terlebih kepala sekolah berusaha semampunya meningkatkan potensi dan menumbuhkan motivasi murid untuk belajar salah satunya dengan kegiatan melakukan coaching dengan warga sekolah agar permasalahan segera teratasi dan pembelajaran dapat berjalan secara optimal.

Saya melakukan coaching dengan waka kurikulum, teman sejawat dan seorang murid, hal ini merupakan suatu kegiatan yang sangat begitu baik dan berjalan dengan lancar , saya sebagai coach menemukan sebuah tujuan dari pertemuan dengan coachee, kemudian mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dan terus menggali hal-hal positif dalam diri coachee sampai menemukan rencana untuk sebuah aksi dalam menyelesaikan masalahnya sendirinya  dengan bertanggung untuk melaksanakan sesuai dengan komitmentnya.


                       Coaching dengan Waka Kurikulum



                            Coaching dengan murid

Dalam kegiatan coaching ini ada hal yang begitu menarik bagi saya secara pribadi yaitu merasa Bahagia Ketika menemukan coachee dapat menemukan solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapi, seorang murid yang menjadi coachee begitu senang dan lega setelah selesai coaching, kendala dalam belajar tidak lagi membuatnya terhalang untuk terus menjadi dirinya yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

                

                                                     Pendampingan  Individu 4

Pada saat PI 4 bersama pengajar praktik Ibu Yulia Budiarti, saya mempraktekan kegiatan coaching dengan teman sejawat, saya bersyukur dapat melaksanakannya dengan baik dengan sebuah pesan dari teman saya bahwa coaching ini sangat bermaanfaat untuk mengoptimalkan dalam membantu warga sekolah untuk menggali potensi yang dimilikinya agar mampu mencari solusi atas permasalahannya serta mengambil keputusan yang bertanggungjawab tentunya dengan dukungan dari kepala sekolah, rekan-rekan guru, orang tua dan murid.


                    
                                Kegiatan Coaching bersama dengan Teman Sejawat

Untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kerja keras dan komitmen dari seorang guru untuk memberikan yang terbaik bagi murid-muridnya. Salah satu caranya yaitu dengan terus meningkatkan kompetensi. Guru dituntut untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan belajar tiap murid yang berbeda-beda dengan memberikan pembelajaran berdiferensiasi. Guru harus bisa mengenali emosi dan membangun hubungan sosial-emosional dengan murid, dan juga guru harus bisa menjadi seorang coach bagi murid-muridnya dalam rangka mengembangkan segala potensi yang ada pada murid. Guru yang berperan sebagai coach menunjukkan sebuah pembelajaran yang berpihak pada murid. Untuk itu marilah kita belajar dan terus belajar demi kemajuan dan perkembangan murid-murid kita . 


                                                                                Penulis.

  Ester Zega, S.Pd, MM C GP Angkatan 2 Kabupaten Majalengka Fasilitator : Mahmun   Zulkifli, S.Pd,MM Pendamping : Yulia Budiarti  ...