Jumat, 10 September 2021

3.1.a.9 Koneksi Antarmateri

 

Ester Zega,S.Pd.,M.M

CGP Angkatan 2

SMP NEGERI 12 Bandar Lampung

 

Pendidikan guru penggerak yang sedang saya jalani dengan melewati pembelajaran modul 1, modul 2, hingga sampai saat ini belajar pada modul 3 (3.1). Semua modul yang sudah saya pelajari sangat memberi manfaat dan dampak positif pada diri saya sebagai seorang pendidik dan keyakinan untuk menggerakkan komunitas belajar yang berpihak pada murid. Pada kesempatan ini, saya akan menuliskan tentang rangkaian hubungan antara materi modul 1,2 dan 3 sesuai dengan apa yang sudah saya pelajari hingga saat ini.

Bagaimana pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap Tri Loka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

Ki Hadjar Dewantara mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Berdasarkan pada prinsip ASAH,ASIH,ASUH, Poin yang paling penting adalah kodrat alam dan kodrat zaman (kemerdekaan anak). Didalam melaksanakan pembelajaran seorang pendidik (pemimpi pembelajaran) harus mampu menuntun,mendorong tumbuh kembangnya potensi siswa agar dapat memperbaiki lakunya dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak dalam mengambil suatu keputusan.

Pratap Tri Loka yang di gagas oleh bapak Ki Hadjar Dewantara antara lain :

  • Ø  Ingarsa Sung Tulada yang artinya seorang guru menjadi teladan bagi muridnya
  • Ø  Ing Madya Mnagun Karsa artinya ditengah membangkitkan atau membangun kemauan
  • Ø  Tut Wuri Handayani artinya mengikuti dibelakang, menyokong kekuatan (dorongan)

Tiga prinsip pembelajaran yang harus diterapkan oleh seorang pemimpin pembelajaran sehingga sepatutnya harus mampu menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid,dengan sembilan langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan,empat paradigma dilema etika serta tiga prinsip pengambilan keputusan. Kaitannya dengan pengambilan keputusan, maka seorang pemimpin (guru) harus mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat, bijaksana, dan selalu berpihak kepada murid, menjadi telada bagi orang-orang yang dipimpinnya, mampu membangun semangat, memberikan motivasi dan mengembangkan minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh setiap murid. Dalam keadaan ini sering sekali seorang pendidik diperhadapkan dengan situasi yang mengandung dilema etika dan didikan moral. Dilema etika merupakan sebuah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dengan kedua pilihan benar secara moral tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral adalah sebuah situasi ketika pendidik harus memilih keputusan benar atau salah.

 

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita yang mempengaruhi pengambilan keputusan.

Dalam pengambilan sebuah keputusan, ada dua hal yang kita temukan yaitu bujukan moral dan dilema etika. Dari pengalaman kita bekerja pada suatu lembaga pendidikan,ada hal ketika kita menghadapi situasi sulit untuk menentukan keputusan yang tepat, namun dengan dasar nilai-nilai kebajikan, cinta kasih, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggungjawab dan penghargaan akan hidup akan menuntun kita menemukan satu keputusan yang tepat dengan menerapkan sembilan langkah pengambilan keputusan, paradigma pengambilan keputusan, prinsip pengambilan keputusan dan nilai serta peran guru penggerak dalam pengambilan keputusan. Nilai dan peran guru penggerak yang memiliki kemandirian, reflektif, inovatif, kolaborasi, keberpihakan pada murid dan peran guru penggerak yaitu menjadi pemimpin pembelajara, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi Coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, mewujudkan kepemimpinan murid dan inivatif.

9 langkah pengambilan keputusan yaitu :

  • Ø  Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang bertentangan
  • Ø  Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
  • Ø  Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini
  • Ø  Pengujian benar atau salah (Uji legal, Uji Regulasi, Uji Intuisi, Uji halaman depan koran, Uji panutan idola)
  • Ø  Pengujian paradigma benar vs benar
  • Ø  Prinsip pengambilan keputusan
  • Ø  Investigasi opsi trilema
  • Ø  Buat keputusan
  • Ø  Tinjau lagi keputusan anda dan refleksikan

Adapun 4 paradigma pengambilan keputusan yaitu :

  • Ø  Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  • Ø  Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  • Ø  Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  • Ø  Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Dan 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu :

  • Ø  Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  • Ø  Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  • Ø  Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

 


Kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping dalam proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini bisa dibantu oelh sesi coaching yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Dalam aspek pembelajaran dikelas guru sebagai pembawa agen perubahan harus bisa mengetahui kebutuhan belajar murid sekaligus sebagai memberi contoh yang baik bagi siswa memahami karakter belajar siswa serta kondisi social emosional sebagai pemimpin pembelajaran dikelas. Dalam hal ini juga untuk terciptanya profil pelajar Pancasila siswa  harus bisa menyelesaiakan sendiri persoalan belajarnya di kelas yang merupakan dilemma bagi mereka, dan di sinilah penting pendekatan Coaching, dimana guru sebagai coach memberi pertanyaan pemantik yang akan dijawab oleh siswa untuk menyelesaikan sendiri setiap persoalan yang dilaminya terutama yang merupakan dilema baginya. Guru sebagai pemimpin pembelajaran selalu bersedia meluangkan waktu jika siswa membutuhkan, atau jika meihat ada perubahan belajar yang menurun pada siswa. Coaching dan itu tidak terlepas dari komunikasi yang baik antara coach dan coachee, Harapan coaching dapat mengatasai masalah belajar siswa.

Untuk membuat keputusan yang mengutamakan kepentingan murid, diperlukan kesamaan visi, budaya, serta nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi. Keterampilan coaching dengan model TIRTA akan membantu guru dalam melaksanakan tugasnya, mampu melihat paradigma pengambilan keputusan serta berbagai sudut pandang sehingga mengambil keputusan yang tepat.

Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills). Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfulness) agar bisa memprediksi efek dari keputusan yang diambil.

 

Bagaimana pembahasan studi kasus yang focus pada masalah moral atau etika kembali nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik.

Seorang pendidik harus bisa melihat bagaiamana persoalan tersebut apakah merupakan dilemma etika atau merupakan bujukan moral, nilai-nilai yang yang akan diambilpun merupakan nilai yang merupakan proses kegiatan yang merupakan titik temunya adalah sebagai pemimpin pembelajaran tetap dengan berbagai cara akan menuntun siswa tersebut kearah yang lebih baik dalam pengambilan keputusan. Keptusan yang diambil merupakan keputusan yang bertanggung jawab.

 

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat sebagai pemimpin pembelajaran  tentunya akan berdampak positif, aman, dan nyaman apabila kita bisa melihat kondisi saat mana kita akan mengambil sebuah keputusan yang tentu yang jika itu adalah dilemma maka kita bisa meminimalisir dilema tersebut agar dalam pengambilan yang bersifat dilemma itu tidak terlalu berpengaruh. Dan jika merupakan suatu bujukan moral kita harus pandai bahwa hal yang dilakukan salah dan nantinnya guru sebagai pemimpin pembelajaran akan dengan bijak membuat keputusan namum tertap membinmbing anak menuju ke pengambilan keputusan tepat baik untuk guru maupun untuk siswa. Dalam hal ini siswa tetap merasa bahwa guru adalah seorang pemimpin yang mampu membuat situasi kondusif, aman dan nyaman di lingkungan sekolah maupun sekitarnya.

Pengambilan keputusan yang tepat dapat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Hal ini dikarenakan keputusan yang diambil telah mempertimbangkan beberapa aspek dan mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan serta telah melakukan pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulasi, uji intuisi, Uji halaman depan, Uji panutan). Ketika seorang pendidik telah melaksanakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan tersebut, maka niscaya keputusan yang diambil akan tetap menciptakan lingkungan yang positif dengan tetap melakukan refleksi terhadap keputusan yang diambil.

 

Apakah kesulitan di lingkungan  saya yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan  terhadap kasus-kasus dilemma etika ini? Apakah ini kembali kemasalah perubahan paradigma di lingkungan saya?

Dalam mengambil keputusan yang berdampak positif bagi lingkungan tentunya terdapat berbagai kesulitan yang terjadi dilapangan. Didalam satuan pendidikan sering terjadi saat dalam mengambil keputusan  menghadapi kendala dilema etika. Sebagai contoh,  menghadapi masalah yang berkaitan dengan seorang murid. Dimasa pendemi ini, Ia tidak pernah mengumpulkan tugas selama pembelajaran kerena membantu merawat Ibu yang sedang sakit sementara Ayahnya sedang di PHK, sehingga tidak mampu membeli HP. Ketika hendak pembagian raport tengah semester, nilai tugas anak tidak ada sehingga rata-rata nilainya menjadi sangat rendah. Sebagai pendidik, tentunya akan mengalami sebuah dilema. Dimana, di satu sisi harus tetap jujur dalam memberikan nilai, namun disisi lain memiliki rasa kasihan terhadap anak tersebut yang tidak mengerjakan tugasnya kerena merawat Ibunya. Keputusan yang diambil adalah tetap memberikan kesempatan kepada anak tersebut dengan meringankan tugas yang akan dikerjakannya. Disatu sisi, keputusan yang diambil mengalami kendala dari rekan sejawat yang kurang setuju dengan keputusan tersebut karena tidak berkeadilan dengan murid yang lainnya. Akhirnya setelah dijelaskan kondisi sebenarnya, rekan sejawat dapat menerima keputusan yang diambil tersebut.

Sebagai makluk social dan sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan suatu keputusan tidak akan luput dari dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika merupakan  situasional, yaitu antara benar-benar  memegang  aturan demi suatu keadialan. Namun terkadang kita susah membedakan mana yang merupakan dilema etika dan bujukan moral, misalnya saja kasus berbohong yang sudah pasti merupakan tindakan salah , meskipun tujuannya baik tetap saja merupakan kesalahan.

 

Pengaruh pengambilan keputusan  dengan pembelajaran yang memerdekakan murid kita?

Sebagai seorang pendidik yang merupakan salah satu calaon guru penggerak  saya merasa terbantu dengan penjelasan materi dari modul 3.1 sebab sebelumnya kita sering menemukan dilema namun kita belum bisa memanage sebuah keputusan dengan baik baik terutama saat menemuka masalah belajar pada siswa, dengan semua materi yang telah dipelajari dari modul pendidik sudah seharusnya meberikan keputusan yang bersifat positif, membuat siswa merasa nyaman, dan tenang. Semuanya dilakukan untuk  memerdekan siswa dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan belajar mereka. Keputusan yang diambil seorang guru, mempengaruhi pengajaran yang memerdekakan murid. Keputusan tersebut tentunya dapat membentuk karakter murid serta mempengaruhi kehidupannya di masa depan. Tentunya Ia akan tetap semangat dalam mengikuti pembelajaran dan menyelesaikan pendidikan nya sehingga Ia dapat memperoleh pendidikan yang layak demi masa depannya.

 

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Dengan memberi nilai-nilai positif, menciptakan rasa nyaman pada siswa merupakan motivasi seorang pendidik  dalam mengambil keputusan. Seorang pendidik dengan berbagai cara pasti akan memberikan yang terbaik untuk siswanya oleh karena itu keputusan yang baik pula untuk perkembangan siswanya. Setiap kebijakan atau keputusan yang diambil oleh pendidik sebagai pemimpin pembelajaran sangat mempengaruhi kehidupan atau masa depan muridnya. Jika seorang pendidik mengambil keputusan yang kurang arif dan bijaksana terhadap dilema yang dihadapi dengan peserta didiknya, maka hal ini akan berdampak kepada hal-hal yang kurang baik bagi murid tersebut.

Kesimpulan akhir terkait modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya merupakan suatu tidak terpisahkan untuk mencapai kemerdekaan dalam belajar pada murid, Ki Hajar Dewantara dalam menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya  sendiri, sekolah maupun masyarakat. Selain itu juga dimana proses pembelajaran di seorang pendidik harus bisa melihat kebutuhan belajar pada anak serta mengelolah kompertensi social emosional dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Pendekatan Coaching juga merupakan salah satu pendekatan yang  membantu siswa dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri dan hal inilah yang merupakan salah satu trik sebagai seorang pendidik bisa mengetahui permasalahan yang dialami oleh siswa lewat pertanyaan-pemantik saat coaching. Sebagai seorang guru penggerak juga harus mengetahui permasalahan yang dialami oleh rekan sejawat dalam proses pembelajaran dan coahing dapat menemukan jawaban atas setiap pertanyaan untuk menemukan solusi maka terciptalah budaya postif pada lingkungan belajar di sekolah dan komunitas praktisi. Para pendidik yang mampu membuat keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan cita-cita guru masa depan, dan proses pengambilan keptusan berdasrakan dilema etika. Bahwa pengambilan keputusan yang diambil oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran sangat mempengaruhi terhadap hal- hal yang berkaitan dengan murid khususnya terhadap pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Trilokanya. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik juga mempengaruhi keputusan yang akan diambilnya serta pengambilan keputusan yang tepat dapat berdampak pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Keputusan yang diambil seorang guru, mempengaruhi pengajaran yang memerdekakan murid sehingga dapat membentuk karakter murid serta mempengaruhi kehidupannya di masa depan.

 

SALAM GURU PENGGERAK

Selasa, 07 September 2021

3.1.a.7 Demonstrasi Kontekstual – Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

                                             Ester Zega, S.Pd,MM
               SMP Negeri 12 Bandar Lampung 
                       CGP Angkatan 2 


Dalam pengambilan keputusan hal ini sangat dekat dengan kehidupan saya baik secara individu maupun bagian dari masyarakat pendidikan, saya juga menyadari dalam pengambilan keputusan tentunya tidak sempurna yang kadangkala ada yang salah, secara manusiawi tentunya saya tidak ingin melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan,dan pada kesempatan ini dengan adanya kegiatan PGP khususnya pada modul 3.1 Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, saya banyak belajar hal tentang perbedaan antara dilema etika dengan bujukan moral, juga prinsip dan paradigma dalam pengambilan keputusan, langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Materi pada modul ini sangat bermanfaat bagi saya sebagai pembelajar untuk tepat dalam mengambil sebuah keputusan yang tentunya dampaknya untuk murid. Program pendidikan guru penggerak mempersiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistic, aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru disekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid. Saya terus belajar  untuk bisa melakukan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan tepat. Sebagai langkah awal cara yang saya lakukan kedepannya adalah  dengan terus belajar menerapkan dan melakukan evaluasi serta refleksi setelah melakukan pengambilan keputusan yang mengandung dilemma etika untuk mengukur efektifitas pengambilan keputusan yang saya lakukan.

Ø     Bagaimana saya mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang saya dapatkan diprogram guru penggerak disekolah atau dilingkungan. Sebagai tindak lanjut hasil belajar tentunya saya tidak akan membiarkan ilmu yang saya miliki berhenti hanya untuk diri saya sendiri karena saya menyadari manfaat dari ilmu  ini maka salah satu cara untuk membuat lebih bermanfaat adalah dengan menyebarkannya kepada teman sejawat terutama pada teman sejawat dalam komunitas praktisi sekolah. Dengan kemampuan saya dalam memahami materi ini maka akan membuat saya percaya diri untuk bisa menularkan ilmu yang saya punya, walau saya tahu bahwa hal ini tidak mudah untuk memberi satu pemahaman kepada orang lain tapi tetap saya berusaha untuk menerapkannya sehingga dengan melihat saya hal ini juga bisa membuat yang lain menjadi percaya.

Ø     Langkah-langkah yang akan saya lakukan dalam mentransfer dan menerapkan tentang materi pengambilan keputusan, yaitu  Langkah awal  dengan mengkoordinasikan kepada pimpinan sekolah saya dalam hal ini kepala sekolah, menjelaskan tentang pemahaman saya dalam pengambilan keputusan, Kepala sekolah saya yang sangat antusias dalam setiap hal-hal yang membuat pembelajaran menjadi maju dan lebih baik, dan hal ini memudahkan saya untuk berkolaborasi dengan teman sejawat ,saya meyakini dengan langkah awal ini akan membuat teman-teman sejawat saya juga bisa termotivasi, kemudian Langkah kedua menyusun rencana aksi karena dengan menyusun rencana akan memudahkan saya untuk menentukan hasil akhir kegiatan dan juga memudahkan menyusun evaluasi, Langkah Ketiga kemudian melakukan analisis kasus yang sedang terjadi dilingkungan sekolah, dengan langkah ini akan menguatkan pemahaman saya tentang pengambilan keputusan, untuk kegiatan dilangkah ini saya berkolaborasi dengan guru BK atau bimbingan konseling dan mendiskusikan tentang cara menggali dan ,mengalisis pengambilan keputusan dengan menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan , dari hasil diskusi kami saya gunakan sebagai acuan dalam kasus-kasus yang dihadapi. Langkah Keempat  saya melakukan transfer pengetahuan melalui kombinasi daring dan luring dengan poin materi yang sedikit saya akan singgung tentang filosofi kihajar,budaya positif,pembelajaran berdiferensiasi, KSE coaching dan menghubungkan pada materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Langkah kelima pada langkah ke lima saya akan melakukan evaluasi untuk refleksi dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana teman sejawat dalam menerapkan pengambilan keputusan dan kendala yang dihadapi serta efektivitas keberhasilan pengambilan keputusan. Dalam kegiatan ini saya juaga akan berkoordinasi dengan dengan wali kelas masing – masing.

Ø      Kapan saya melakukan ini, saya akan lakukan mulai dari sekarang dan seterusnya, saya mencatat dalam buku agenda saya.Pengambilan keputusan ini saya akan terapkan pada kasus dilemma etika dengan 9 langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan, yaitu : Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, pengujian benar atau salah yang terdiri dari (Uji legal,UJi ruglasi/standar professional. Uji Intuisi/rule based thingking, Uji Halaman depan Koran/ends based thinking, Uji Panutan/idola/care based thinking), Pengujian paradigma benar vs benar , Melakukan prinsip resolusi, Investigasi opsi trilema, Buat keputusan, Lihat lagi keputusan dan refleksikan.  Salah satu  cara  saya menerapkannya adalah pada saat saya mengajar salah satunya ketika anak mengalami kendala dalam belajar , harapan saya anak-anak bisa mengikuti semua pembelajaran daring namun faktanya tidak seperti itu  dengan berbagai kendala yang mereka hadapi, sisi lain saya harus memutuskan memberi hasil evaluasi belajar anak  setiap  minggunya maka tentunya hal ini saya harus mengambil keputusan yang tepat untuk memotivasi anak dengan melaksanakan pembelajaran dengan luring.

Ø    Siapa yang akan menjadi pendampig saya dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran : saya akan  berdiskusi dengan kepala sekolah, para waka disekolah untuk memberi dukungan pada saya , kemudian saya akan meminta rekan sejawat saya untuk mendampingi saya dan memberi dukungan buat saya, Guru BK dan teman sesama CGP disekolah, juga teman-teman CGP diluar sekolah saya untuk dapat berdiskusi berbagi pengalaman ketika mengambil keputusan terbaik. semua rencana ini tentu tidak akan berhasil  tanpa dukungan dari semua pihak tapi dengan keyakinan dan upaya saya pasti bisa diterapkan dengan baik.

 

                                                               Salam Guru Penggerak 

                                                                           Penulis

  Ester Zega, S.Pd, MM C GP Angkatan 2 Kabupaten Majalengka Fasilitator : Mahmun   Zulkifli, S.Pd,MM Pendamping : Yulia Budiarti  ...